Surat Pindah Penuh Perjuangan

Kalo kemarin saya menuliskan tentang cara mengurus surat pindah keluar dan surat pindah datang, sekarang saya mau menuliskan tentang pengalaman mengurus surat pindah di capil Pati.
  1. Tanggal 13 Juli saya datang ke capil dengan tujuan membuat surat pindah untuk suami saya yang berasal dari Magelang tapi ber KTP Depok Jabar.
Awalnya saya masih bingung kemana alurnya. Lalu sama pak satpam saya ditanya & beliau bilang suruh langsung ke loket.
Di loket yg dijaga oleh mbak mbak berseragam SMA yg sedang PKL saya serahkan berkas dan menyapaikan maksud.
Lalu saya diminta untuk mengkopi rangkap 4 dan dimasukkan ke map warna merah. Tempat fotokopinya ada di koperasi tepat di samping kantor. 
Kemudian saya kembali ke loket dan diberi tanda terima beserta dituliskan beberapa berkas yg harus saya lengkapi.
Oiya saya ke sana hanya membawa surat pengantar dari desa dan surat pindah suami yg dari capil Depok. 
Sedangkan berkas yg harus saya lengkapi di antaranya KTP asli, pas foto, ijasah dan akte lahir. Semenrata semua berkas itu ada di Jakarta jadi saya lalu menelepon suami untuk mengirimkannya. 
Di kertas tanda terima yg diberikan tertulis tanggal pengambilan adalah tgl 20 Juli berarti butuh waktu seminggu untuk mendapatkannya.

         2. Lain hari yaitu 15 Juli saya kembali ke capil.
Kali ini dengan maksud mau menarik berkas yg saya masukkan dan tidak jadi meneruskan. Si mbak penjaga loket agak kebingungan dengan maksud saya. 
Lalu saya di suruh untuk menemui mas mas yg ada di dalam. Beliau inilah yg bertugas menginput data. Beliau pun nampak kebingungan dan mencari berkas saya di mejanya tp tidak ditemukan. Lalu saya di suruh tanya ke petugas lain yaitu mbak mbak berkerudung. Lagi lagi dia nampak dikebingungan. 
Kemudian mas petugas tadi bilang kepada saya bahwa datanya sudah diinput dan tinggal nunggu ditandatangani sehingga tidak bisa ditarik kembali. Mbak petugas yg berkerudung td lalu masuk ke ruangan belakang entah mencari berkas saya atau apa, tapi kemudian saya dipanggi untuk bertemu dengan ibu ibu di ruang belakang. Mungkin ini ibu pimpinannya.
Aaah akhirnya setelah dioper ksana kmari saya menemui ibu pimpinan dan menyampaikan maksud saya untuk menarik berkas. 
Si ibu menjelaskan bahwa berkas yg sudah masuk sudah diinput oleh petugas jadi tidak bisa ditarik lagi dan sebaiknya diteruskan saja. Saya bertanya bagaimana dengan beberapa persyaratan yg kurang tadi karena semuanya ada di JKT, beliau mengatakan bahwa surat pindah suami saya sudah diproses tetapi belum bisa diambil kalo persyaratannya belum lengkap. Daripada nanti berkas saya tarik kembali dan saya harus kembali mengajukan pembatalan pindah ke daerah asal akan rumit lagi prosesnya. Akhirnya saya memahami dan memilih meneruskan pembuatan surat pindah.
Tanggal 20 sudah lewat tapi saya belum datang untuk mengambil surat pindah karena persyaratan lain yg dikirim suami dari JKT belum juga sampai. Akhirnya kiriman yg saya tunggu datang juga. 

         3. Tanggal 22 saya datang lagi untuk menyerahkan kekurangan persyaratan. Berhubung waktu itu hari jumat kantor tutup lebih awal. Sekitar pukul sepuluh lewat 20 loket sudah ditulisi TUTUP. Banyak petugas terutama laki-laki yg sudah meninggalkan kantor. Kami yg datang ke sana banyak yg bertanya dan langsung menyerbu loket menanyakan kapan loket dibuka lagi.
Mbak-mbak PKL bilang bahwa sudah tidak buka lagi dan bagi yg sudah menyerahkan bukti pengambilan akan dilayani. Dengan cemas saya menunggu nama saya dipanggil karena yg saya lihat kantor sudah hampir sepi dan orang yg datang belakangan sudah dilayani tapi saya belum juga dipanggil. Lalu saya kembali menanyakan bagaimana dengan saya. 
Setelah lama belum juga ada tanda tanda nama saya dipanggil saya kembali bertanya dan akhirnya mas mas yg kemaren menemui saya dan bilang minta maaf surat belom bisa diproses hari itu. 
"Lho bukannya harusnya saya ambil tgl 20 dan ini sudah tgl 22 belum juga diproses? Kalo besok kira kira bisa jadi gak mas", masnya jawab "belum tau pasti". aduh betapa kecewanya hatiku dan saya harus pulang dengan tangan kosong lagi. 

        4. Tgl 25 saya datang lagi.
Saya memutuskan untuk datang hari senin saja karena jam kerjanya lebih panjang daripada jumat sabtu. Singkat cerita setelah nunggu lama dan nama saya belum dipanggil saya menanyakan lagi karena ini sudah empat kalinya saya datang. 
Mau tau jawaban apa yg saya dapat. Petugas yg berwenang menandatangani hari itu sedang tidak di tempat. Jadilah saya kembali harus pulang dengan tangan kosong lagi.
Lelah kesal capek pasti. Apalagi stok obat saya menipis dan tinggal beberapa butir saja. Artinya saya harus secepatnya kembali ke JKT. Namun bagaimana lagi urusan surat pindah saja belum kelar. 
Ini baru mau bikin surat pindah lho belom lagi KK dan KTP. Keponakan saya yg tiap kali ke Capil mengantar saya menyarankas saya untuk pakai jasa calo saja. Tapi saya menolak halus karena saya ingin belajar bersih dengan tidak menyuapwalau dari lingkup terkecil.

      5. Keesokan harinya 
Dengan berat hati dan sudah mebayangkan bagaimana lelahnya menunggu dan jalanan Kayen Pati yg macet karena kebetulan waktu itu ada perbaikan jalan akhirnya saya sampai ke capil lagi untuk kelima kalinya. Dalam hati saya sudah berencana mau menemui pimpinan lagi jika hari itu belum juga selesai urusan saya. Di tempat tunggu saya hampir menangis karena sudah lama nama saya belum juga dipanggil.Yang menjadi petimbangan saya bukan hanya karena bolak baliknya tapi obat saya yg harus saya minum tiap hari ga boleh telat sudah mau habis. Di tengah kesesakan dada saya akhirnya Tuhan menjawab doa saya. Akhirnya nama saya dipanggil dan alhamdulillah perjuangan saya selesai hari itu. Mas petugas menyerahkan sendiri surat pindah saya tanpa harus memberikan tips yg katanya mbak mbak PKL dana sukarela seperti yg dia minta kepada setiap orang yg mengambil KK maupun KTP atau keperluan lain melalui loket. 
Entahlah mungkin uang yg katanya sukarela tadi anggap saja buat uang jajan mbak mbak PKL. Tapi kalo dalam sehari ada 100 surat keluar dan semua diminta uang sukarela lalu masing masing orang memberi antara 5 & 10 ribu. Lumayan kan?
Kalo dihitung lima kali bolak balik Capil dari tempat saya misalkan sekali datang perlu ongkos 50 ribu. Kan lumayan juga. Belum lagi capeknya nunggu it lho. Tahu kan gimana rasanya nunggu?

Comments